Jakarta: Kekuatan bahasa Indonesia yang lahir dalam ranah perjuangan dan memersatukan bahasa daerah disertai kelenturannya mampu menampung bahasa internasional diyakini ke depan dapat menjadi bahasa dunia.
"Saya cukup optmistis Bahasa Indonesia kelak menjadi bahasa dunia,karena memiliki kemampuan menampung kosa kota bahasa internasional negara lain," kata cendekiawan Yudi Latif kepada wartawan usai menerima penghargaan sebagai Tokoh Bahasa dalam acara Hari Jadi Bahasa Negara yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud di TMII, Jakarta, Senin (18/9).
Hemat dia, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang paling feksibel didunia. Berbagai bahasa yang ada di Indonesia mulai dari bahasa Arab, bahasa Sansekerta, hingga bahasa Inggris bisa disesuaikan padanannya dengan kosa bahasa Indonesia.
"Bahasa indonesia ibarat kuali besar. Segala bahasa ada. Dan ini memudahkan kita mendorong bahasa indonesia menjadi bahasa dunia," tegasnya.
Untuk menjadi bahasa dunia, dikatakan Yudi selain jumlah penutur, hal penting lainnya adalah posisi ekonomi dan politik suatu bangsa. Semakin kuat posisi suatu bahasa dalam bidang ekonomi dan politik maka peluang menjadi bahasa dunia semakin besar.
Sedangkan budayawan Radhar Panca Dahana yang juga menerima penghargaan Tokoh Bahasa, menyampaikan apresiasi Badan Bahasa Kememdikbud yang memberikan perhatian pada budayawan.Hemat dia, selama ini ini kesusatraan belum mendapat peluang luas dengan, terbitan sastra terbatas.
"Sebaiknya karya sastra jangan diberi pajak dan ,publikasinya dibantu menyeluruh," cetusnya.
Sementara itu, Mendikbud M Nuh saat peresmian acara tersebut mengingatkan bahwa bangsa Indonesia masih kurang percaya diri menggunakan bahasa Indonesia sebagai identitas diri bangsa. Itu sebabnya sampai saat ini bahasa Indonesia masih ditempatkan pada tempat yang tidak terpuji.
"Kita bisa lihat penamaan pusat perbelanjaan, perumahan, jalan-jalan dan nama-nama tempat bisnis lainnya lebih bangga menggunakan bahasa asing," ungkap Nuh.
Fakta tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa bahasa Indonesia masih terpinggirkan di ruang publik. Demikian yang terjadi di lembaga pendidikan dalam kurikulum lama, pelajaran bahasa Indonesia hanya diberikan waktu dua jam pelajaran saja, sedang bahasa Inggris bisa empat jam.
"Ini sungguh membuat kita perihatin sebab itu dalam kurikulum 2013 pelajaran bahasa Indonesia kita tingkatkan menjadi empat jam," cetusnya.
Nuh menyatakan dengan jumlah penutur hampir 350 juta orang,, seharusnya bangsa Indonesia lebih bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas diri bangsa. Dengan demikian, bahasa Indonesia memiliki daya dongkrak untuk menjadi bahasa dunia.
Nuh menyatakan dengan jumlah penutur hampir 350 juta orang, seharusnya bangsa Indonesia lebih bangga untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bagian dari identitas diri bangsa. Dengan demikian, bahasa Indonesia memiliki daya dongkrak untuk menjadi bahasa dunia.
Sementara itu, Kepala Badan Bahasa Kemendikbud Prof Mahsun mengemukakan pemilihan tokoh bahasa dan adibahasa berdasarkan penilaian masyarakat,dan media massa yang diseleksi oleh tim Badan Bahasa yang melibatkan pakar bahasa.
Selengkapnya penerima penghargaan Badan Bahasa Kemendikbud antara lain,untuk Tokoh Bahasa yakni Mendikbud M Nuh Bidang Pembuat Kebijakan, Radhar P Dahana Bidang Budaya, Yudi Latif Bidang Kepemudaan, Imam B Prasodjo Bidang Sosial,Panji Pragiwaksono Bidang Hiburan dan Mark Canning (mantan Dubes Inggris) untuk Diplomat Asing.
Selain itu penghargaan Adibahasa diberikan kepada tiga daerah yakni Provinsi NAD, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan. (Syarief Oebaidillah)
Comments
Post a Comment